Rabu, 19 April 2017

CINTA KASIH MANUSIA



Hakikat Cinta Kasih
         
        Secara lebih mendalam cinta bisa di definisikan sebagai upaya untuk saling mengasihi, merawat dan memelihara, atau secara luas bisa di definisikan upaya untuk berproses bersama untuk menuju eksistensi yang makin manusiawi, makin beradab, makin kreatif, makin indah, makin luhur dan seterusnya. Hubungan cinta kasih harus di tandai dengan relasi yang setara dan egaliter, tidak saling menguasai antara satu dengan lainnya, tidak ada subordinasi atau posisi yang lebih rendah. Dalam relasi cinta tidak ada ketergantungan antara satu terhadap yang lainnya, akan tetapi yang ada adalah kedudukan yang sama untuk saling memanusiawikan. Cinta kasih disini ada berbagai macam skalanya, ada cinta kasihpada sesama, cinta kasih pada alam semesta, dan cinta kasih kepada Tuhan. Selain itu ada cinta kasih yang lebih sederhana, yaitu cinta kasih pada diri sendiri, cinta kasih pada lawan jenis, dan cinta kasih pada keluarga.
Pada hakikatnya, cintalah yang terdapat pada asal mula hidup, sekurang-kurangnya rasa cinta akan diri sendiri. (Louis Leahy:1984).
Perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber. Yaitu perasaan yang di gerakkan oleh akal budi, dan perasaan cinta yang di gerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta tanpa pamrih atau cinta sejati. Dan yang kedua disebut cinta nafsu dan cinta pamrih. Oleh Louis Leahy, cinta tanpa pamrih disebut cinta kebaikan hati, sedangkan cinta nafsu atau cinta pamrih disebut cinta utilitaris atau yang bermanfaat, artinya mengindahkan kepentingan diri sendiri.
Cinta kasih sejati sedikitpun tidah ada hubungannya dengan kenikmatan atau keinginan (Mary lutyens, 1969).



Cinta Kasih dalam Berbagai Dimensi

          Cinta kepadasesama manusia banyak di lukiskan dan dicontohkan oleh seorang pembawa kebenaran (nabi) atau oleh sekelompok orang.
Watak manusia dalam mencintai sesamanya, lebih baik tentu yang mampu menyeimbangkan cinta mereka kepada diri sendiri dengan cinta mereka kepada sesamanya, dan membatasi keekstriman cinta mereka.
            Menurut persepsi agama (Islam), mencintai sesama merupakan kewajiban. Wujud cinta terhadap sesama manusia harus kita tumbuhkan dalam hati nurani. Cinta kasih atau cinta sejati adalah kemanusiaan, yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia. Bukan karena dorongan sesuatu kepentingan, melainkan atas dasar kesadaran bahwa pada hakikatnya kemanusiaan itu satu.
Maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh dunia, tanpa meliha suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainya, serta tidak mengenal batas waktu.
Cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, erssaingan dan sebangsanya. Yang ada adalah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada orang yang dicintai. Mengapa? Karena dirinya adalah diri kita. Dukanya adalah duka kita, gembiranya adalah gembira kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan. Sebaliknya, ketidakmampuan membahagiakan dan meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.

Cinta, Agama, dan Persahabatan
           Persahabatan dijalin dalam bentuk pengalaman, mungkin karena kesamaan tujuan, profesi, dan sebagainya. Inti persahabatan ialah adanya kesediaan untuk saling berkorban, bukan dalam konteks materi, melainkan lebih dari itu, berupa nilai-nilai rasa kemanusiaan dan seterusnya. Persahabatan juga dapat terjalin karena berada dalam situasi yang sama dalam konteks hubungan sosial, atau pandangan yang sama, atau jalan pikiran yang sama dalam menghadapi suatu kehidupan.
Ada yang berpendapat bahwa moralitas cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling mencintai diantara sesamanya. ’’Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada Allah supaya kamu mendapat Rakhmat’’ (Qs 49:10).

Pengertian Cinta Kasih
        Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) atauppun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata Kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak. Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
– Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi.
– Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan nafsu sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan.
Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
–  Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
– Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
– Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
– Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
– Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga. Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, kemesraan.
– Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
– Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
– Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.

Contoh Studi Kasus Tidak Adanya Cinta Kasih Terhadap Sesama Manusia

1. Ibu Bunuh Anak Kandungnya Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com — Eci Amanda (25) ditangkap polisi karena membekap hingga tewas anak pertamanya, Putri Amanda, yang baru berusia dua tahun sembilan bulan.
Eci, istri dari Syafrizal (28), ditangkap di rumah kontrakan mereka di Jalan Kartini 13 Nomor 4 RT 13 RW 02 Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Kartini, Jakarta Pusat,
Jumat (15/1/2010) malam. Kawasan tersebut merupakan daerah perkampungan padat yang banyak dihuni warga kelas menengah-bawah, termasuk para pekerja malam.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Komisaris Suwondo Nainggolan yang dihubungi, Sabtu, mengatakan, Eci Amanda diduga sering menyiksa putrinya.
”Berdasar otopsi terhadap jenazah Putri Amanda, didapati lebam pada paru. Bayi tersebut mati lemas,” kata Nainggolan.

Putri Amanda diketahui mati lemas pada Jumat malam sekitar pukul 21.00. Sekitar satu jam sebelumnya, Putri masih disuapi makan oleh Eci.
Syafrizal kepada polisi mengaku, Eci kerap menyiksa putrinya jika ada permintaannya yang tidak dituruti Syafrizal. Syafrizal bekerja sebagai pedagang makanan yang
hidup sederhana. Suwondo mengatakan, belum tahu apakah soal ekonomi ikut jadi faktor pemicu kekerasan Eca Amanda kepada putrinya.

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Pusat Inspektur Satu Sentike Bosayor mengatakan, Eci mengaku membekap anaknya hingga tewas karena kesal
Putri menangis tanpa henti. Putri Amanda dibekap sekitar 30 menit hingga mati lemas di tangan ibunya.

”Dia sudah kami periksa kemarin. Pemeriksaan kami hentikan karena dia sakit pendarahan pada gusi. Hari ini (Minggu), dia akan diperiksa kondisi kejiwaannya di RSCM,”

Minggu, 17 Januari 2010 | 07:20 WIB KOMPAS.com

KESIMPULAN
        Dalam kasus diatas memberikan contoh betapa pentingnya cinta kasih terhadap sesama manusia terutama dalam lingkup keluarga seharusnya cinta kasih akan lebih bisa teraplikasikan, namun kenyataannya hal seperti diatas bisa terjadi. Umumnya setelah kasus seperi ini barulah Orangtua yang menyadari dan meratapi akan kesalahannya dengan alasan "hilaf" apabila sejak awal sudah ditanamkan cinta kasih mendalam terhadap sang buah hati Putri Amanda maka tentuya Eci mengasihi putrinya tersebut bukan sebagai suatu beban melainkan suatu bentu rasa sayang perasaan yang penuh tulus kasih sehingga kejadian seperti ini tdak terjadi.

2. Ayah Jajakan Ginjal Seharga Ijazah Anaknya di Bundaran HI

JAKARTA, KOMPAS.com — Di tengah teriknya sinar matahari yang menerpa Ibu Kota, seorang bapak dan putrinya memegang poster dan menunjukkannya kepada para pengendara mobil yang melintas di Bundaran Hotel Indonesia. Pada poster itu, sang ayah menawarkan ginjal untuk menebus ijazah putrinya itu yang bernama Sarah Meylanda Ayu.

Dia adalah Sugiyanto. Dia terpaksa melakukan hal tersebut demi menebus ijazah Ayu di Pondok Pesantren Al Asriyah Nurul Iman. Untuk menebus ijazah anak keduanya itu, pria yang bekerja sebagai penjahit itu harus membayar Rp 17 juta.

Sampai saat ini, ijazah SMP dan SMA Ayu selama bersekolah di pesantren itu belum juga diambilnya. "Jangankan ginjal, jantung pun saya jual jika ada yang mau. Demi anak saya, saya rela mati," kata Sugiyanto di Bundaran HI, Rabu (26/6/2013).
Sugiyanto mengatakan, tadinya ia diharuskan membayar sejumlah uang administrasi selama Ayu menempuh pendidikan di pondok pesantren yang terletak di Desa Waru Jaya, Parung, Bogor. Dia diharuskan membayar Rp 70 juta. Sebab, sekolah itu meminta Sugiyanto membayar Rp 20.000 per hari sejak Ayu masuk pesantren dari tahun 2005.

"Tapi, setelah saya ngomong dengan pihak sekolah, akhirnya sekolah memutuskan agar saya bayar uang ijazahnya saja. Yang Rp 70 juta dibebaskan," ujarnya.

Walau demikian, ia tetap belum mampu menebus ijazah yang diminta pesantren tersebut. Untuk menebus ijazah SMP anaknya, Sugiyanto harus membayar Rp 7 juta, sementara untuk ijazah SMA Rp 10 juta. Sugiyanto tidak mampu membayarkan ijazah anaknya karena ia tidak mempunyai penghasilan tetap. Warga Kebon 200, Kelurahan Kamal, Jakarta Barat, ini sehari-harinya menerima pesan jahit pakaian di dekat rumahnya. Penghasilannya hanya sekitar Rp 60.000 sampai Rp 80.000 per hari. Itu pun untuk memenuhi kebutuhan hidup kelima anaknya.

Sugiyanto mengaku sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mencari uang untuk menebus ijazah anaknya itu. Tiga bulan lalu, ia sudah membicarakan permasalahan ini ke Komnas HAM, Kementerian Agama, dan Kementerian Pendidikan. Akan tetapi, belum ada tanggapan dari ketiga lembaga itu.

"Rp 1 miliar pun sebenarnya saya tidak akan mau untuk menjual ginjal saya. Tapi, demi sekolah anak, saya rela menjualnya," ucapnya
Ayu bersekolah di pondok pesantren itu sejak tahun 2005. Ketika itu, ia mengenyam bangku SMP. Awalnya, pihak pesantren tidak memungut biaya dari murid-muridnya, tetapi ketika pemilik pesantren itu meninggal pada tahun 2010, terjadi perubahan sistem yang mengharuskan para murid di pesantren tersebut untuk membayar biaya administrasi.

Ayu lulus SMA pada 2012. Ia sempat melanjutkan kuliah di pesantren tersebut beberapa bulan. Akan tetapi, karena ia tidak sanggup membayar uang administrasi, akhirnya ia memutuskan untuk berhenti kuliah.

"Mau sekolah tidak bisa, kuliah tidak bisa. Ijazahnya saja tidak bisa diambil karena belum bayar," ujar gadis berjilbab itu lirih.

KESIMPULAN
          Dalam kasus di atas kita bisa melihat inilah bukti cinta kasih sesama manusia yang terjadi dalam lingkup keluarga.
Seorang Ayah yang berusaha memperjuangkan masa depan anaknya sampai rela melakukan apa saja untuk buah hatinya sekalipun harus dengan menjual organ tubuhnya sendiri .
Karna cinta kasihnya yang tulus memperjuangkan hak masa depan anaknya, hanya karna ekonomi yang tak mampu untuk menebus ijazah sampai ijazahpun ditahan.  

search : http://seftifriday.blogspot.co.id/2013/10/ilmu-budaya-dasar-contoh-kasus-cinta.html
             https://ginaindrianyiskandar.wordpress.com/2011/10/29/manusia-dan-cinta-kasih/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar